Manajemen Tak Penuhi Hak Pilot, Serikat Pekerja Pilot Lion Air Mengadu ke DPR

22-07-2016 / KOMISI IX

Komisi IX DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/7/2016) menerima serikat pekerja pilot Lion Air untuk mengadukan manajemen maskapai tersebut yang dinilai tak memenuhi hak-hak ketenagakerjaan.

 

Menurut Ketua Serikat Pekerja Pilot Lion Air, Mario T Hasiholan menjelaskan, ada beberapa pelanggaran yang dilakukan manajemen Lion Air, misalnya kontrak kerja yang melanggar aturan, pemalsuan data BPJS Karyawan, waktu kerja yang tidak jelas, serta waktu istirahat yang seringkali diganggu.

 

Selain itu, lanjutnya, terlambatnya pemberian uang transportasi pilot juga menjadi salah satu masalah yang sudah berlarut-larut. “Kami menuntut banyak hal dan sudah dilakukan banyak pertemuan dengan mereka (manajemen-red),”kata Mario.

 

Namun, tambah Mario, sejauh ini belum ada jawaban yang memuaskan dari Lion Air. Mario juga mengatakan bahwa proses ini sudah berjalan sejak lama. Karena tak kunjung menemui jalan keluar, para pilot yang terdiri dari 117 orang, sepakat membuat Perjanjian Kerja Bersama. Namun menurut Mario respon dari pihak manjerial Lion tidak seperti yang diharapkan.

 

“Kami malah dilaporkan ke polisi, dikatakan pencemaran nama baik, dan tidak ditugaskan terbang lagi,”terangnya.

 

Saat ini, berdasarkan informasi serikat pekerja pilot Lion Air, ada sekitar 20 orang pilot dilarang terbang. Padahal seorang pilot ditargetkan harus terbang setidaknya selama 90 hari, karena Jika tidak, maka lisensi  terbangnya akan mati.

 

Menanggapi hal ini anggota Komisi IX Irma Suryani mengatakan komisi IX akan mencermati kasus yang disampaikan oleh pilot Lion Air,  yang meminta agar haknya dipenuhi oleh manajemen dan diketahui juga kalau kasus ini sudah terjadi lama tanpa ada penyelesaian.

 

“Karena kasus ini sudah lama dan tidak bisa diselesaikan, jadi  wajar saja kalau kemudian mereka datang dan menggadu ke komisi IX,”ujar Irma usai pertemuan.

 

Lebih lanjut politisi partai Nasdem ini mengatakan kondisi pilot Lion Air harus menjadi perhatian, karena menurutnya pilot tidak boleh membawa pesawat dalam kondisi tertekan.

 

“Pilot tidak boleh membawa pesawat dalam kondisi tertekan karena yang dipertaruhkan adalah nyawa manusia. Saya teringat kembali ketika ada pilot yang nyabu dan beberapa kejadian yang kemarin kita dengar di media saya jadi berfikir apakah ini merupakan implikasi karena adanya penekanan dan intimidasi,”ujar Irma.

 

Dari hasil laporan ini, komisi IX kata Irma akan melakukan investigasi dan akan memanggil kembali manajemen Lion Air yang tidak hadir untuk bertanggung jawab menyelesaikan masalah tersebut.

 

“Saya berharap semua insitusi terkait bertanggung jawab  untuk menyelesaikan masalah dan jangan menyepelekan apa yang menjadi tanggung jawab. Apalagi yang panggil kami Wakil Rakyat, kami hanya mau menyelesaikan masalah dari rakyat dan institusi tempat mereka (pilot-red) bekerja,”tuturnya.(rnm) foto: Jayadi/mr.

BERITA TERKAIT
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...
Komisi IX Tegaskan Pentingnya Penyimpanan Memadai di Dapur MBG
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Gorontalo - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa tidak semua dapur Makan Bergizi Gratis (MBG)...